Translate

Sabtu, 13 Juli 2013

HAMA UTAMA PADA CABE : Lalat buah (Bactrocera sp.)

 Lalat buah (Bactrocera sp.)
Ordo : Diptera; Famili : Tephritidae

Gejala serangan
Buah yang terserang ditandai oleh lubang titik coklat kehitaman pada bagian pangkalnya, tempat serangga dewasa memasukkan telur. Umumnya telur diletakkan pada buah yang agak tersembunyi dan tidak terkena sinar matahari langsung. Larva membuat saluran/gerekan di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan dapat menyebabkan terjadi infeksi oleh OPT lain, seperti bakteri dan cendawan. Buah menjadi busuk dan biasanya dapat gugur. Serangan pada buah yang belum matang akan mengakibatkan buah matang prematur dan tidak memenuhi standar mutu.

Tanaman inang lain
Lebih dari seratus jenis tanaman hortikultura terutama pada tanaman buah dan sayuran yang menjadi inangnya antara lain: pada sayuran ketimun, tomat, gambas, paria dan buah – buahan seperti jambu air, jambu biji, belimbing, mangga, pisang, nangka, jeruk, alpukat, apel, rambutan, dan melon.

Morfologi/Bioekologi
Lalat buah yang menyerang cabai umumnya spesies Bactrocera dorsalis Hendel. Serangga dewasa mirip lalat rumah berukuran panjang sekitar 0,7 mm dan rentang sayap antara 13 – 15 mm. Toraks berwarna jingga, merah kecoklatan, coklat, atau hitam dan terdapat dua garis membujur. Sayap transparan. Pada abdomen
terdapat dua garis melintang dan satu garis membujur sehingga seolah – olah membentuk huruf T. Pada lalat
betina ujung abdomen lebih runcing dan dilengkapi dengan alat peletak telur atau ovipositor yang cukup kuat
untuk menembus kulit buah. Serangga betina dapat meletakkan telur 1 – 40 butir/buah/hari, dan seekor betina dapat menghasilkan telur 1200 – 1500 butir. Siklus hidup di daerah tropis sekitar 25 hari. Imago banyak ditemukan pada siang atau sore hari terbang di sela – sela tanaman Telur berwarna putih bening sampai kuning krem,dan berubah menjadi lebih tua mendekati saat menetas.Berbentuk bulat panjang seperti pisang dengan ujung meruncing, berukuran panjang 1,2 mm, lebar 0,2 mm yang diletakkan secara berkelompok 2 – 15 butir di bawah kulit buah. Stadium telur 2 hari. Larva terdiri dari 3 instar berbentuk belatung/bulat panjang dengan salah satu ujungnya (kepala) runcing dengan 2 bintik hitam yang jelas merupakan alat kait mulut, mempunyai 3 ruas torak abdomen, berwarna putih kekuning – kuningan dengan panjang sekitar 10 mm. Larva menetas di dalam buah cabai. Larva instar 3 mempunyai kemampuan meloncat dan melenting keluar dari dalam buah dan menjatuhkan diri ke tanah, membentuk puparium dari kulit larva terakhirnya dan menjadi pupa di dalam tanah. Stadium larva 6 – 9 hari. Pupa (kepompong) lalat buah berwarna coklat, berbentuk oval dengan panjang sekitar 5 mm. Pupa berumur sekitar 4 - 10 hari dan menjadi serangga dewasa. Pupa dapat ditemukan di dalam tanah di dekat buah jatuh dengan kedalaman antara 8 – 16 cm.

Pencaran
Di dunia dilaporkan hama ini terdapat di Asia, Amerika, Afrika dan Australia. Saat ini terdapat 4000 spesies lalat buah, yang terbagi dalam 500 genus, dan yang sudah diketahui dalam Dorsalis kompleks saat ini sebanyak 82 spesies lalat buah. Di Indonesia Hama ini di laporkan telah ada di seluruh wilayah seperti di pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.

Pengendalian
a. Kultur Teknis
- Menggunakan varietas tahan seperti varietas hot pepper 002 dan Tuban (Moekasan, 2006) - Pencacahan (pembongkaran) tanah sekitar tanaman agar kepompong yang berada di dalam tanah terkena sinar matahari, terganggu hidupnya dan akhirnya mati,
- Sanitasi kebun bertujuan untuk memutus daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan. Buah yang jatuh dikumpulkan kemudian dimusnahkan dan dibakar atau dikubur.

b. Fisik/Mekanis
- Penggunaan perangkap yang terbuat dari plastik/botol air mineral yang sudah dipasang atraktan seperti Metil Eugenol (ME) atau minyak Melaleuca brachteata (MMB) dan minyak selasih dengan dosis 1 ml/perangkap dan dapat dicampur dengan pestisida dan diteteskan pada kapas ( + 16 buah/ha). Perangkap dipasang pada cabang pohon setinggi 2 – 3 m dari permukaan tanah atau pada ketinggian tajuk terendah dari tanaman di mana perangkap dipasang Setiap 2 minggu atraktan diganti. - Tumpang sari tanaman cabai dengan kubis atau tomat dapat menekan populasi B. dorsalis dan pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.
 - Pengasapan, caranya dengan cara membakar serasah/jerami untuk mengusir lalat buah yang datang ke pertanaman. Pengasapan efektif dilakukan selama 3 hari dan jika dilakukan selama 13 jam terus menerus dapat membunuh lalat buah. 

c. Biologi
- Pemanfaatan musuh alami parasitoid famili Braconidae (Biosteres sp., Opius sp.), Aceratoneuromyia indica, predator famili Formicidae (semut), Orius insidiosus, Solenopsis geminate, Arachnidae (laba – laba), Staphylinidae (kumbang), Dermaptera (cocopet), Chrysoperta carnea, dan patogen serangga Bacillus thuringiensis.

d. Pengendalian dengan Peraturan
- Menerapkan Peraturan Karantina antar area/wilayah/negara yang ketat untuk tidak memasukkan buah/sayur yang terserang dari daerah endemis (baca PERMENTAN No.37/2006 tentang syarat dan tindakan karantina untuk pemasukan buah dan sayuran buah ke wilayah Indonesia).e. Kimiawi
- Menggunakan pestisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, misalnya yang berbahan aktif profenofos, deltametrin, beta siflutrin dan imidakloprid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar