Ulat Bawang
(Spodoptera exigua Hubner.)
Ordo :
Lepidoptera; Famili : Noctuidae
Gejala serangan:
Ulat bawang dapat
menyerang tanaman sejak fase pertumbuhan awal (1-10 hst) sampai dengan fase
pematangan umbi (51-65 hst) . Ulat muda (instar 1) segera melubangi bagian
ujung daun, lalu masuk kedalam daun bawang. Ulat memakan permukaan daun bagian
dalam, dan tinggal bagian epidermis luar. Daun bawang terlihat menerawang
tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih transparan, akhirnya daun terkulai.
Tanaman inang
lain:
Hama ini bersifat
polifag lebih dari 200 jenis tanaman menjadi inangnya, seperti buah – buahan
dan sayuran . Pada tanaman sayur an selain bawang antara lain terdapat pada
bawang daun, asparagus, bit, brokoli, bawang putih, kucai, cabai, kentang,
tomat , lobak, bayam.
Tanaman lainnya
selain sayuran diantaranya :
kapas, padi,
jagung, kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kedelai, jeruk, dan melon. Morfologi/Bioekologi
Imago betina meletakkan telur pada daun bawang merah secara berkelompok dan
ditutupi oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum
terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan seekor betina sekitar 1.000
butir. Telur berwarna putih, berbentuk bulat sampai bulat telur (lonjong)
dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Setelah 2-6 hari telur menetasmenjadi larva Larva
(ulat) muda terdiri dari enam instar kadang ada juga yang lima instar. Larva
berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya, berukuran 1,2 – 1,5
mm. Sedangkan larva instar lanjut (2-5), berwarna hijau (umumnya didataran
rendah) dan berwarna cokelat (umumnya didataran tinggi), dengan garis kuning
pada punggungnya. Larva berukur an antara 1,5 – 19 mm, aktif pada malam hari,
dan stadium larva berlangsung selama 8-10 hari. Setelah melalui instar akhir,
larva mejatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong (pupa). Larva S.exigua
mempunyai sifat polifag (pemakan segala) Pupa berwarna cokelat muda dengan
panjang 9-11mm. Pupa berada di dalam tanah ± 1 cm, dan sering dijumpai juga
pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering. Lama hidup pupa berkisar
antara 6 – 7 hari.Siklus hidup dari telur sampai imago adalag 3 – 4minggu.
Ngengat mempunyai sayap depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang
tegas dan terdapat bintik-bintik hitam, rentangan sayap antara 25-30 mm. Sayap
belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat
betina mulai bertelur padaumur 2-10 hari.
Pencaran
Di dunia hama ini
dilaporkan ada di Asia, Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika utara. Di
Indonesia hama ini di laporkan terdapat di seluruh wilayah seperti di pulau Sumatera,
Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
Pengendalian
a. Kultur Teknis
-Menanam varietas
toleran, seperti varietas Kuning dan Bima , Penerapan pola tanam yang meliputi
pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak,dan tumpang sari.
-Sanitasi/pengendalian
gulmadisekitar pertanaman
-Pengolahan tanah
yang sempurna
-Pengelolaan air
yang baik
-Pengaturan jarak
tanam
b. Fisik/Mekanik
-Mengumpulkan
kelompoktelur dan ulat bawang lalu dibutit (dimasukkan dalam kantong plastik
dan diikat), terutama pada saat tanaman bawang merah berumur 7 – 35 hari
kemudian dimusnahkan.
- Memasang lampu
perangkap (neon 7 – 10 watt jumlah sekitar 25 – 30 buah/ha), mulai dari 1 minggu
sebelum tanam sampai menjelang panen (± 60 hari), dari pukul 18.00 – 06.00.
Ketinggian lampu 10 – 15cm (dari permukaan tempat air s.d. pucuk tanaman)
sedangkan mulut bak perangkap tidak boleh lebih dari 40 cm diatas pucuk
tanaman. Jarak antar lampu 20 m x 15 m.
-Pemasangan
perangkap feromonoid seks dipasang sebanyak 40 buah/ha untuk menangkap ngengat
S. exigua segera setelah tanaman bawang merah ditanam.
-Penggunaan
sungkup kain kasa untuk menekan populasi telur dan larva serta intensitas kerusakan
tanaman serta secara tidak langsung juga mampu meningkatkan jumlah anakan,
tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah umbi bawang merah. -Pemasangan
kerodong/kelambu :1 hst sampai ± 1 minggu sebelum panen. Kebutuhan kelambu ±
5.500 m/ha (digunakan untuk 10 kali tanam.Tinggi kelambu 1,5 – 1,75 m.
c. Biologi
-Menggunakan
parasitoid S. exigua seperti Telenomus spodopterae , Eriborus sinicus ,
Apanteles sp, Trichogramma sp, Diadegma sp., Cotesia sp., Chaprops sp.,
Euplectrus sp., Stenomesius japonicus ,Microsplitis similes, Steinernema sp
.,dan Peribaea sp. Patogen serangga antara lain Mikrosporidia SeNPV ,Bacillus
thuringiensis , Paecilomyces farinosus , Beauveria bassiana , Metarrhizium
anisopliae, Nomuraea rileyi , Erynia spp. Predator antara lain Carabidae.
d. Kimia
- Aplikasi
pestisida kimia sintetik apabila hasil pengamatan telah mencapai atau melampaui
1 kelompok telur/10 rumpun contoh atau 5% daun terserang/rumpun contoh (pada
musim kemarau) atau 3 kelompok telur/10 rumpun contoh atau 10% daun
terserang/rumpun contoh (pada musim penghujan) dapat diaplikasik an dengan
insektisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, misalnya yang
berbahan aktif sipermetrin deltametrin, beta siflutrin, dan spinosad.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar