Translate

Rabu, 10 Juli 2013

HAMA UTAMA PADA CABAI : Ulat Grayak ,Spodoptera litura (Fabricius.)


1. Ulat Grayak ,Spodoptera litura (Fabricius.)

Ordo : Lepidoptera; Famili : Noctuidae
Gejala serangan
Gejala kerusakan pada tanaman yang diserangnya beragam tergantung pada tingkat perkembangan ulat. Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa – sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang – tulang daun saja  Larva instar lanjut merusak tulang daundan kadang menyerang buah. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, menyerang secara serentak berkelompok.Gejala serangan pada buah ditandai dengan timbulnya lubang tidak beraturan pada buah. Serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat, umumnya terjadi pada musim kemarau.Tanaman inang lain Hama ini bersifat polifag, tanaman lain yang diserang antara lain tanaman sayuran seperti (bawang
merah, kentang, kubis, tomat, buncis, terung, kangkung, bayam, kacang – kacangan), buah – buahan (jeruk, pisang, strawberi, dan apel), padi, jagung, tebu, , tembakau, tanaman hias, gulma Limnocharis sp.,
Passiflora foetida, Ageratum sp., Cleome sp., dan Trema sp. 

Morfologi/Bioekologi
Serangga dewasa berbentuk ngengat yang berwarna coklat. Sayap depan berwarna coklat atau keperak – perakan, sayap belakang berwarna putih dengan bercak hitam. Malam hari ngengat tertarik untuk mendatangi cahaya dan dapat terbang sejauh 5 kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000 – 3000 telur. Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning – kuningan, berkelompok (25 – 500 butir)dengan bentuk bermacam – macam pada bagian daun atau bagian tanaman lainnya, tertutup bulu seperti beludru. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit warna hitam pada segmen abdomen ke empat dan ke sepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup bekelompok. Larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah, perbedaannya hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.Stadium larva terdiri dari lima instar, instar yang paling merusak adalah instar ketiga dan keempat Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan
dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama stadium telur 2 – 4 hari, larva terdiri dari 5 instar : 20 – 46 hari, pupa 8 – 11 hari).

Pencaran
Hama ini telah tersebar luas di dunia karena merupakan salah satu hama yang penting khususnya pada tanaman sayuran, antara lain di Asia, Eropa, Afrika,Amerika dan Negara Oceania. Di Indonesia hama ini di
laporkan terdapat di seluruh wilayah antara lain di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. 

Pengendalian

a. Kultur Teknis
- Sanitasi lahan dari gulma
- Pengolahan tanah yang intensif

b. Fisik/Mekanik
- Mengumpulkan kelompok telur, larva, pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya. Pengambilan kelompok telur jangan sampai terlambat, sebab larva yang sudah besar bersembunyi di tempat-tempat terlindung atau dalam mulsa. - Penggunaan perangkap lampu atau feromonoid
seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang ditengah pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu dengan ketinggian + 50 cm (sedikit diatas tajuktanaman).

c. Biologi
- Pemanfaatan musuh alami patogen serangga (Sl-NPV (Spodoptera litura – Nuclear PolyhedrosisVirus), Bacillus thuringiensis, Aspergillus flavus,Metarrhizium anisopliae, Beauveria bassiana,Nomuraea rileyi), predator (Carabidae, Andrallus sp. Rhinocoris fuscipes, Paederus fuscipes,Lycosa pseudoannulata), parasitoid (Cotesia ruficrus, Apanteles sp., Telenomus spodopterae, T. remus, Sturnia inconspicuoides, Trichogramma sp., Microplistis similis, Peribeae sp., Eriborusargenteopilosus).

d. Kimia
- Jika serangan ulat grayak sudah mencapai ambang pengendalian yaitu kerusakan daun sebesar 12,5% pertanaman contoh, baru gunakan insektisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, misalnya yang berbahan aktif betasiflutrin, klorfluazuron,lufenuron, dan sipermetrin.

bersambung pada  thrips

Tidak ada komentar:

Posting Komentar