Translate

Senin, 15 Juli 2013

Hama Utama Pada Cabai atau Cabe : Kutu Kebul (Bemisia tabaci)

Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Ordo : Homoptera; Famili : Aleyrodidae
kutu kebul
hama tanaman sayuran

Gejala Serangan
Add caption
Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang menghisap cairan daun,berupa gejala becak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel – sel dan jaringan daun. Eksresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna
hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung normal.Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak sebagai vektor virus. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain : Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Red-shape DNA Virus.

Tanaman Inang Lain
Kutu kebul merupakan hama yang sangat polifag menyerang berbagai jenis tanaman, antara lain tanaman hias, sayuran, buah – buahan maupun tumbuhan liar atau gulma. Tanaman inang utama kutu kebul sekitar 67
famili yang terdiri atas 600 spesies tanaman (Asteraceae, Brassicaceae, Cucurbitaceae, Solanaceae, dll). Beberapa contoh tanaman budidaya yang menjadi inang kutu kebul antara lain kentang, kubis, tomat, mentimun, terung, buncis, selada, bunga potong, ubi jalar, singkong, kedelai, tembakau, lada, mangga, dan tanaman liar yang paling disukai adalah babadotan (Ageratum conyzoides).

Morfologi/Bioekologi
Telur berbentuk lonjong agak lengkung seperti pisang, berwarna kuning terang, berukuran panjang antara 0,2 – 0,3 mm, yang biasanya diletakkan dipermukaan bawah daun, pada daun teratas (pucuk) . Serangga betina lebih menyukai daun yang telah terinfeksi virus mozaik kuning sebagai tempat untuk meletakkan telurnya daripada daun sehat. Rata – rata banyaknya telur yang diletakkan pada daun yang terserang virus adalah 77 butir, sedangkan pada daun sehat hanya 14 butir. Betina umumnya mampu menghasilkan telur sekitar 160 butir dan akan menetas antara 5 – 9 hari tergantung inang spesies, temperatur dan kelembaban udara. Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke-1 berbentuk bulat telur dan pipih, berwarna kuning kehijauan, dan bertungkai yang berfungsi untuk merangkak. Nimfa instar ke-2 dan ke-3 tidak bertungkai, dan selama masa pertumbuhannya hanya melekat pada daun. Lama stadium nimfa rata – rata 9,2 hari. Imago tubuhnya berukuran kecil antara 1 – 1,5 mm, berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin yang bertepung . Serangga dewasa biasanya berkelompok pada bagian permukaan daun, dan bila tanaman tersentuh biasanya akan berterbangan seperti kabut atau kebul putih. Lama siklus hidup (telur – nimfa – imago) kutu kebul pada tanaman sehat rata – rata 24,7 hari, sedangkan pada tanaman terinfeksi virus mosaik kuning hanya 21,7 hari.

Pencaran
Di dunia hama ini telah ada di benua Asia, Afrika, Eropa, Oceania dan Amerika. Di Indonesia hama ini di
laporkan terdapat di seluruh pulau antara lain Sumatera, Jawa, Bali, NTB. NTT Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.

Pengendalian
a. Kultur teknis
- Menanam pinggiran lahan dengan tanaman jagung, tagetes, orok – orok dan kacang panjang sebagai barier dan memperbanyak populasi agens hayati,
- Pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman bukan inang virus (terutama bukan famili Solanaceae seperti tomat, cabai, kentang, dan Cucurbitaceae seperti mentimun). Pergiliran tanaman harus per hamparan, tidak perorangan, serentak dan seluas mungkin,
- Sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan gulma berdaun lebar babadotan dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus,
- Tumpang sari antara tanaman sayuran, cabai atau tomat dengan tagetes untuk mengurangi risiko serangan,
- Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.

b. Fisik/Mekanik
- Pemasangan perangkap likat berwarna kuning (40 buah per ha),
- Pemasangan kelambu di pembibitan dan tanaman barrier dilapangan ,
- Sisa tanaman yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan.

c. Biologi
- Pemanfaatan musuh alami seperti parasitoid Encarcia formosa, Eretmocerus corni, predator Coccinella septempunctate, Coenosia attenuate, Delphastus pusillus, Deracocoripallens, Euscius hibisci, Fransklinothrips vespiformis, Scymus syriacus, dan patogen serangga seperti: Entomophthora, Eretmocerus, Paecilomyces
farinorus, Beauveria bassiana, Bacillus thuringiensis, Metarhizium anisopliae, Verticillum sp.
- Penggunaan pestisida nabati Nimba, Tagetes, Eceng Gondok, atau Rumput Laut.

d. Kimiawi
- Jika saat pengamatan ditemukan 7 ekor kutu daun /10 tanaman contoh atau persentase kerusakan oleh serangan hama pengisap telah mencapai 15% per tanaman contoh dianjurkan menggunakan pestisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, misalnya yang berbahan aktif seperti diafentiuron, dan tiametoksam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar