Ordo: Lepidoptera; Famili: Gelechiidae
Gejala
serangan
Gejala serangan pada daun adalah jaringan epidermis
daun yang melipat engan warna merah kecoklatan
atau bening transparan membentuk gulungan – gulungan. Kalau lipatan ini dibuka,
ada jalinan benang dan terdapat larva idalamnya.
Gulungan daun ini sering juga ditemukan pada bagian pucuk (titik tumbuh). Apabila
tidak dikendalikan, intensitas kerusakan dapat mencapai hampir 100% terutama pada musim kemarau. Gejala
serangan pada umbi adalah adanya sekelompok kotoran berwarna putih kotor sampai
merah tua pada kulit umbi. Bila umbi di belah kelihatan larva dan lubang korok
(saluran) yang dibuat oleh larva sewaktu memakan daging umbi. Kerusakan berat
sering terjadi pada umbi kentang untuk bibit yang disimpan di dalam gudang
selama 3 – 5 bulan .
Inang
Lainnya
Tomat,
datura, bit, terung, dan tembakau
Morfologi/Bioekologi
Serangga dewasa berupa ngengat kecil yang berwarna
coklat kelabu, ngengat aktif pada malam hari. Pada siang hari ngengat
bersembunyi di bawah helaian
daun atau pada rak – rak penyimpanan umbi di
gudang kentang. Seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur sebanyak + 98
butir. Lama stadia telur berkisar antara 10 – 16 hari. Telur berukuran kecil
agak lonjong, berwarna putih
kekuningan dan biasanya diletakkan pada permukaan
bawah daun, pada batang atau di atas umbi yang tersembul di permukaan tanah.
Digudang penyimpanan,
telur hampir selalu di letakkan di atas umbi.
Lama stadia telur 5 – 11 hari.
Larva berwarna putih kelabu dengan kepala coklat tua.
Permukaan atas (dorsal) memiliki bayangan hijau terang atau merah muda. Larva
memakan permukaan
atas daun dan cabang atau melipat daun dan hidup dibawah
epidermis daun. Larva juga melubangi umbi di kebun dan di gudang kentang. Lama
hidup 21 – 35 hari. Panjang larva sekitar 1 cm . Pupa (kepompong) terdapat
dalam kokon yang
tertutup butiran tanah berwarna kecoklatan. Di
gudang pupa menempel pada bagian luar umbi (biasanya disekitar mata tunas) atau
pada rak – rak penyimpanan kentang. Lamanya daur hidup 4 – 6 minggu .
Pencaran
Di dunia hama ini
telah masuk di benua Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara dan Oceania. Di Indonesia hama
ini di laporkan terdapat diseluruh wilayah seperti di pulau Sumatera, Jawa,
Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
dan Irian Jaya.
Pengendalian
a.
Kultur Teknis
- Penggunaan
varietas tahan seperti varietas Granola, Cipanas, dan Desiree
- Pemilihan
umbi bibit yang sehat dan bebas dari serangan P. operculella.
- Pembuatan
guludan setinggi 40 cm untuk menutupi umbi kentang yang terbuka di permukaan
tanah akan menghindari peletakan telur pada umbi oleh ngengat. Telur ngengat
yang terbawa umbi menyebabkan hama
ini berkembang di gudang.
- Menggunakan
mulsa jerami atau mulsa plastic hitam perak di guludan sehingga dapat menghalau
serangan P.
operculella dimana mulsa plastic dapat menghalangi imago P. operculella mencapai
tanah pada saat akan menjadi pupa.
b.
Fisik/Mekanik
- Pemasangan
feromonoid seks dilapangan sebanyak 40 buah perangkap/ha, dan jika dalam gudang
penyimpanan 2 buah perangkap/10 m2.
- Daun
yang terserang penggerek umbi dipetik, dikumpulkan dalam kantung plastik
kemudian dimusnahkan (dikubur atau dibakar bersama plastiknya). Ulat pemakan
daun dikumpulkan dan dimusnahkan.
c.
Biologi
- Pemanfaatan
musuh alami seperti parasitoid Pristomerus
sp., Apanteles
sp., Temelucha
sp., predator Copidosoma
sp., dan patogen serangga Erynia
aphitis
d. Kimia
- Jika
populasi larva P.
operculella telah mencapai ambang kendali (25 ngengat / trap
pada MH, 100 ngengat / trap pada MK atau 20 larva / 10 tanaman contoh), tanaman
kentang disemprot dengan insektisida kimia sintetik yang terdaftar
dan diizinkan oleh Menteri Pertanian apabila pengendalian
lain tidak mengurangi intensitas serangan hama,
misalnya yang berbahan aktif spinosad, profenofos, dan beta sipermetrin.prevathon dari dupount